ASPEK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI SEKOLAH DASAR
A. Pengertian Kepribadian
Perkembangan dapat diartikan sebagai
perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu
sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya.
kepribadian
berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni keadaan manusia sebagai perseorangan atau
keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang. Sedangkan definisi menurut para
psikolog sangat berbeda-beda penafsiran, diantaranya:
a. W. Stern,
mendefinisikan Kepribadian (person lichkett) yaitu aktualisasi dari realisasi
dari hal-hal yang sejak semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b. G.W. Leibniz,
berpendapat bahwa Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga
sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c. Gordon W. Alport,
Ia memberikan definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality
is the dynamic organization within the individual of those psychophysical
system that determine his unique adjustment to his environment"
(Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari
sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik
(khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya).
Setiap
orang memiliki kepribadian yang unik, khas dan berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Tak seorangpun dapat memiliki karakteristik yang sama persis walaupun
mereka merupakan anak-anak kembar. Kepribadian merupakan organisasi dinamis
dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang mempengaruhi pola perilaku
individu dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall,
Lindzay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka
kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap dan perilaku
seseorang. Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya,
kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam
berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan
bahwa baik kepribadian yang normal atau abnormal, pada dasarnya, diturunkan
dari kedua orang tuanya.
Kepribadian bukan sebagai bakat kodrati yang tidak bisa diubah
melainkan kepribadian dapat dibentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian
cenderung membuat psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial baik
berupa perasaan, berpikir, bersikap, berkehendak maupun bertindak dalam
perbuatan. Aspek-aspek mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain
sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit,
dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang
dimiliki seseorang.
Semua aspek kepribadian, baik
sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan
sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentuakan cara yang khas
dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti
bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda-beda
dalam bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya.
Dari uraian tentang pengertian
kepribadian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian yaitu
keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifa-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk
tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam
kehidupan seseorang. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup
semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang,
merupakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang.
B. Unsur-unsur
dalam Kepribadian
Kepribadian
seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi
kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari
pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan pengalaman mengenai
bermacam-macam hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit diungkapkan dalam bentuk
perilakunya di masyarakat.
Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan
dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative
terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif,
sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda
dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang
kosong.
Dorongan Naluri
Dorongan
naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu
dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat
rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu
untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi
dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan
bentuk, warna, suara, dan gerak.
C. Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh
lima faktor yaitu:
v
Warisan Biologis(Heredity)
Warisan biologis memengaruhi
kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda
dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai
karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar
sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku
kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan,
pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
v
Warisan Lingkungan
Alam(Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan
sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam.
Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan
kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
v
Warisan Sosial(Social
Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia,
alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan
kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
v
Pengalaman Kelompok
Manusia(Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh
kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi
anggota-anggotanya.
v
Pengalaman Unik(Unique
Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian
yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang
sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik
yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman
yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya.
Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun
yang secara sempurna menyamainya.
Selain kelima faktor pembentuk
kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan
ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu:
1) Sifat Dasar
Sifat
dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari
ayah dan ibunya.
2) Lingkungan Prenatal
Lingkungan
prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu
mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat
menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik
maupun secara psikis.
3) Perbedaan
Individual
Perbedaan
individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak
lahir.
4) Lingkungan
Lingkungan
meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses
sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada
kepribadiannya.
5) Motivasi
Motivasi
adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu
sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.
Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna
dalam kehidupan bermasyarakat.
D. Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian
setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Fase Pertama
Fase
pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai
mengenal dirinya sendiri.
b. Fase
Kedua
Fase
ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini berlangsung relative
panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut
mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal
berikut:
1) Dorongan-dorongan
(Drives)
Unsur ini
merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang
selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu
keinginan.
2) Naluri (Istinct)
Naluri
merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat
makhluk hidup.
3) Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau
getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan
manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia,
seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4) Perangai
Perangai
merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak
dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu
unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan
oleh orang lain.
5) Inteligensi (Intellegence
Quetient-IQ)
Intelegensi
adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6) Bakat (Talent)
Bakat pada
hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena
warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga,
berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c. Fase Ketiga
Pada
proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang
ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang
tersebut. Pada fase ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu
dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian
yang bersifat abstrak.
Setelah kepribadian terbentuk secara
permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu
kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1) Kepribadian
Normative
Kepribadian
ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, dimana seseorang mempunyai
prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam
dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki
kepribadian normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan
terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai
yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan
diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2) Kepribadian
Otoriter (Otoriter Man)
Tipe
ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3) Kepribadian
Perbatasan
Kepribadian
ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari
prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan,
sehingga seolah-olah seseorang itu
mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki
kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya
karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus
mengabdi pada dua struktur budaya yang berbeda.
E. Implikasi Perkembangan Kepribadian anak dalam Pendidikan
Perkembangan kepribadian dan
pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling terkait satu
sama lainnya dan memiliki hubungan yang ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini
memiliki pengaruh timbal balik yang seimbang. Dalam implikasinya perkembangan
kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi dua macam. Yang pertama,
perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan. Dan yang kedua, pendidikan
mempengaruhi perkembangan kepribadian.
1.
Perkembangan kepribadian
mempengaruhi pendidikan
kepribadian akan mempengaruhi
pencapaian anak dalam pendidikan. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan
bagaimana sikap anak dalam memahami materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam
kelas. Kepribadian anak juga dapat menunjukkan tingkat kecerdasan anak
tersebut. Dalam hal ini bukanlah seorang anak yang selalu bersifat ramah akan
mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan tetapi bagaimana
sikapnya dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga
terkadang anak yang dianggap kurang ramah bisa jadi mendapatkan hasil yang baik
dalam memahami suatu materi pelajaran di sekolah. Namun jika dikaitkan dengan
lingkungan sosial hal ini kurang baik karena dikhawatirkan jika anak tersebut
akan menggunakan pengetahuannnya untuk sesuatu yang menyimpang.
2.
Pendidikan mempengaruhi perkembangan
kepribadian
Pendidikan memiliki peran penting
dalam perkembangan kepribadian individu. Dalam dunia pendidikan tidak hanya
dijabarkan bagaimana cara individu memahami suatu materi pelajaran tetapi juga
pembentukan karakter. Melalui pembentukan karakter kepribadian individu dapat
dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri individu maka
pendidikan sangatlah dibutuhkan, dan dalam hal ini pendidikan yang dimaksud
bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua bentuk pendidikan baik
pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dan dalam pembentukan
kepribadian yang baik peran dari pendidikan nonformal dari keluarga sangatlah
penting. Dengan adanya individu yang memiliki keperibadian yang baik dalam hal
sosial dan pengetahuan maka individu tersebut akan memiliki peranana yang
sangat penting dalam masyarakat. Hal inilah yang diharapkan dari perkembangan
kepribadian terutama pada remaja.
F. Usaha yang dapat dilakukan guru dan orang tua dalam
Mewujudkan kepribadian anak di Sekolah Dasar
Dalam berbagai penelitian para ahli dapat dikemukakan
beberapa hal yang perlu di berikan oleh orang tua terhadap anaknya,diantaranya :
1.
Respek dan
kebebasan pribadi.
2.
Jadikan rumah
tangga nyaman dan menarik.
3.
Hargai
kemandiriannya.
4.
Diskusikan
tentang berbagai masalah.
5.
Berikan rasa
aman, kasih sayang, dan perhatian.
6.
Anak-anak lain
perlu di mengerti.
7.
Beri contoh
perkawinan yang bahagia
Usaha yang dapat dilakukan guru adalah :
1.
Mengajarkan
kejujuran
2.
Mengajarkan
keberanian
3.
Mengajarkan
kesabaran
4.
Mengajarkan
kesederhanaan
5.
Mengajarkan
berpikir lurus
6.
Mengajarkan
tanggung jawab
7.
Mengajarkan
kedisiplinan
8.
Mengajarkan
nilai semangat juang