Searching Here

Minggu, 13 November 2016

Aspek Perkembangan Kepribadian Anak



ASPEK PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
DI SEKOLAH DASAR












 
A.    Pengertian Kepribadian
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
kepribadian berdasarkan Kamus Besar Bahasa yakni keadaan manusia sebagai perseorangan atau keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak-watak seseorang. Sedangkan definisi menurut para psikolog sangat berbeda-beda penafsiran, diantaranya:
a.   W. Stern, mendefinisikan Kepribadian (person lichkett) yaitu aktualisasi dari realisasi dari hal-hal yang sejak semula telah terkandung dalam jiwa seseorang.
b.   G.W. Leibniz, berpendapat bahwa Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
c.   Gordon W. Alport, Ia memberikan definisi Kepribadian sebagai berikut :
"Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to his environment" (Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya).
Setiap orang memiliki kepribadian yang unik, khas dan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tak seorangpun dapat memiliki karakteristik yang sama persis walaupun mereka merupakan anak-anak kembar. Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang mempengaruhi pola perilaku individu dalam rangka untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindzay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap dan perilaku seseorang. Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya, kepribadian dipengaruhi oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal atau abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.
Kepribadian bukan sebagai  bakat kodrati yang tidak bisa diubah melainkan kepribadian dapat dibentuk oleh proses sosialisasi. Kepribadian cenderung membuat psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, berkehendak maupun bertindak dalam perbuatan. Aspek-aspek mengenai psiko-fisik (rohani dan jasmani) antara lain sifat-sifat, kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, ukuran, warna kulit, dan sebagainya. Semuanya tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi yang dimiliki seseorang.
Semua aspek kepribadian, baik sifat-sifat maupun kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk tubuh, dan sebagainya, merupakan suatu sistem (totalitas) dalam menentuakan cara yang khas dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Ini mengandung arti bahwa setiap orang memiliki cara yang khas atau penampilan yang berbeda-beda dalam bertindak atau bereaksi terhadap lingkungannya.
Dari uraian tentang pengertian kepribadian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian yaitu keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifa-sifat, kebiasaan, kecakapan bentuk tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Dengan kata lain dapat dikatakan kepribadian yang mencakup semua aktualisasi dari (penampilan) yang selalu tampak pada diri seseorang, merupakan bagian yang khas atau ciri dari seseorang.
 
B.  Unsur-unsur dalam Kepribadian
Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.
*             Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
*             Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.
*             Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.

C.  Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima faktor yaitu:
v   Warisan Biologis(Heredity)
Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.

v   Warisan Lingkungan Alam(Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.

v   Warisan Sosial(Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.

v   Pengalaman Kelompok Manusia(Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.

v   Pengalaman Unik(Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.
Selain kelima faktor pembentuk kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu:
1)   Sifat Dasar
Sifat dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
2)   Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis.
3)   Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak lahir.
4)   Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada kepribadiannya.
5)   Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.

D.  Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.    Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri.
b.   Fase Kedua
Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini berlangsung relative panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut:
1)   Dorongan-dorongan (Drives)
     Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2)   Naluri (Istinct)
     Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
3)   Getaran Hati (Emosi)
     Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia, seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4)   Perangai
     Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan oleh orang lain.
5)   Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
     Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)   Bakat (Talent)
     Bakat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c.  Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut. Pada fase ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak.

Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1)   Kepribadian Normative
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.

2)   Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.

3)   Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah  seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya yang berbeda.


E.  Implikasi Perkembangan Kepribadian anak dalam Pendidikan
Perkembangan kepribadian dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, karena kedua hal ini saling terkait satu sama lainnya dan memiliki hubungan yang ireverdibel. Yang artinya kedua hal ini memiliki pengaruh timbal balik yang seimbang. Dalam implikasinya perkembangan kepribadian dan pendidikan terbagi menjadi dua macam. Yang pertama, perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan. Dan yang kedua, pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian.
1.    Perkembangan kepribadian mempengaruhi pendidikan
kepribadian akan mempengaruhi pencapaian anak dalam pendidikan. Hal ini biasanya dapat dijelaskan dengan bagaimana sikap anak dalam memahami materi pelajaran dan juga sikapnya di dalam kelas. Kepribadian anak juga dapat menunjukkan tingkat kecerdasan anak tersebut. Dalam hal ini bukanlah seorang anak yang selalu bersifat ramah akan mendapatkan pencapaian yang baik dalam proses belajar, akan tetapi bagaimana sikapnya dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga terkadang anak yang dianggap kurang ramah bisa jadi mendapatkan hasil yang baik dalam memahami suatu materi pelajaran di sekolah. Namun jika dikaitkan dengan lingkungan sosial hal ini kurang baik karena dikhawatirkan jika anak tersebut akan menggunakan pengetahuannnya untuk sesuatu yang menyimpang.

2.    Pendidikan mempengaruhi perkembangan kepribadian
Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan kepribadian individu. Dalam dunia pendidikan tidak hanya dijabarkan bagaimana cara individu memahami suatu materi pelajaran tetapi juga pembentukan karakter. Melalui pembentukan karakter kepribadian individu dapat dibangun. Untuk membentuk kepribadian yang baik dalam diri individu maka pendidikan sangatlah dibutuhkan, dan dalam hal ini pendidikan yang dimaksud bukanlah pendidikan formal saja melainkan semua bentuk pendidikan baik pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Dan dalam pembentukan kepribadian yang baik peran dari pendidikan nonformal dari keluarga sangatlah penting. Dengan adanya individu yang memiliki keperibadian yang baik dalam hal sosial dan pengetahuan maka individu tersebut akan memiliki peranana yang sangat penting dalam masyarakat. Hal inilah yang diharapkan dari perkembangan kepribadian terutama pada remaja.

F.  Usaha yang dapat dilakukan guru dan orang tua dalam Mewujudkan kepribadian anak di Sekolah Dasar
Dalam berbagai penelitian para ahli dapat dikemukakan beberapa hal yang perlu di berikan oleh orang tua terhadap anaknya,diantaranya :
1.    Respek dan kebebasan pribadi.
2.    Jadikan rumah tangga nyaman dan menarik.
3.    Hargai kemandiriannya.
4.    Diskusikan tentang berbagai masalah.
5.    Berikan rasa aman, kasih sayang, dan perhatian.
6.    Anak-anak lain perlu di mengerti.
7.    Beri contoh perkawinan yang bahagia

Usaha yang dapat dilakukan guru adalah :
1.    Mengajarkan kejujuran
2.    Mengajarkan keberanian
3.    Mengajarkan kesabaran
4.    Mengajarkan kesederhanaan
5.    Mengajarkan berpikir lurus
6.    Mengajarkan tanggung jawab
7.    Mengajarkan kedisiplinan
8.    Mengajarkan nilai semangat juang


Minggu, 02 Oktober 2016

Jenis-Jenis Kebijakan


1.    PENGERTIAN  KEBIJAKAN

Pengertian Kebijakan Menurut Beberapa Ahli
*             Thomas R. Dye
Thomas R. Dye mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut:
“Public Policy is whatever the government choose to do or not to do”.  (Kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu). Menurut Dye, apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka tentunya ada tujuannya, karena kebijakan publik merupakan “tindakan” pemerintah. Apabila pemerintah memilih untuk tidak melakukan sesuatu, inipun merupakan kebijakan publik, yang tentunya ada tujuannya.
Sebagai contoh : becak dilarang beroperasi di wilayah DKI Jakarta, bertujuan untuk kelancaran lalu-lintas, karena becak dianggap mengganggu kelancaran lalu-lintas, di samping dianggap kurang manusiawi. Akan tetapi, dengan dihapuskannya becak, kemudian muncul “ojek sepeda motor”. Meskipun “ojek sepeda motor” ini bukan termasuk kendaraan angkutan umum, tetapi Pemerintah DKI Jakarta tidak meiakukan tindakan untuk melarangnya. Tidak adanya tindakan untuk melarang “ojek” ini, dapat dikatakan kebijakan publik, yang dapat dikategorikan sebagai “tidak meiakukan sesuatu”.

*             David Easton
David Easton memberikan definisi kebijakan publik sebagai berikut:
“Public policy is the authoritative allocation of values for the whole society”.(Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai secara syah kepada seluruh anggota masyarakat).

*             James E. Anderson
Anderson mengatakan : “Public Policies are those policies developed by governmental bodies and officials”. (Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah).

*             Kesimpulan
a)    Kebijakan publik dibuat oleh pemerintah yang berupa tindakan-tindakan pemerintah.
b)   Kebijakan publik baik untuk melakukan atau tidak meiakukan sesuatu itu mempunyai tujuan tertentu.
c)    Kebijakan publik ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

 
  2.    JENIS-JENIS KEBIJAKAN


James E. Anderson (1970) mengelompokkan jenis-jenis kebijakan sebagai berikut :
1.         Kebijakan Distributif (distributive)
a.     Pengertian
ü Merupakan suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian pelayanan/keuntungankepada individu-individu, kelompok-kelompok, atau perusahaan-perusahaan.
ü       Adalah kebijakan dan program-program yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan untuk mendorong kegiatan di sektor swasta atau kegiatan-kegiatan masyarakat yang membutuhkan intervensi pemerintah dalam bentuk subsidi atau sejenisnya dimana kegiatan tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya campur tangan pemerintah tersebut.
ü    Merupakan suatu kebijakan yang memberikan barang dan jasa kepada anggota organisasi, termasuk juga membagikan biaya barang/jasa diantara anggota organisasi. Misalnya kebijakan pemerintah dalam pendidikan dan pembangunan jalan raya. 
ü     Adalah subsidi yang diberikan oleh pemerintah biasa mengambil beberapa bentuk Cash atau Inkind (hadiah, pinjaman dengan bunga lunak, penurunan pajak, dsb.). 
ü      Adalah kebijakan dan program-program yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan untuk mendorong kegiatan di sektor swasta atau kegiatan-kegiatan masyarakat yang membutuhkan intervensi pemerintah dalam bentuk subsidi atau sejenisnya di mana kegiatan tersebut tidak akan berjalan tanpa adanya campur tangan pemerintah tersebut.

b.     Bentuk Subsidi
Subsidi yang diberikan oleh pemerintah bisa mengambil beberapa bentuk: Cash atau in-kind (hadiah, pinjaman dengan bunga lunak, penurunan pajak, diantaranya :
§   Subsidi pupuk, pestisida, dan alat-alat pertanian agar petani mau menanam padi unggul.
§   Penyediaan alat kontrasepsi gratis
§   Raskin
§   Kartu sehat
§   Kompensasi BBM
§   Beasiswa
Subsidi yang diberikan oleh pemerintah dapat dimaksudkan untuk mendatangkan efek sebagai berikut :
·           Positif (masyarakat mau melakukan aktivitas yang dikendaki pemerintah)
·           Negatif (masyarakat tidak melakukan aktivitas yang tidak disukai pemerintah

c.     Persoalan yang muncul dalam pembuatan kebijakan distributif
ü  Asumsi yang dipakai selama ini seolah antara kebijakan distributif yang satu dengan yang lain tidak berhubungan
ü  Dalam kenyataannya anggaran pemerintah sangat terbatas, sehingga kebijakan distributif yang dibuat oleh pemerintah dapat bersifat zero sum gamedi mana pembuatan kebijakan yang satu akan berimplikasi pada hilangnya kebijakan yang lain.

 2.         Kebijakan Redistributif (redistributive)
a.    Pengertian
Kebijakan redistributif adalah kebijakan atau program yang dibuat oleh pemerintah dengan tujuan dapat meredistribusikan kekayaan, hak kepemilikan, dan nilai-nilai yang lain diantara berbagai klas sosial masyarakat atau etnisitas di dalam masyarkat.

b.    Tujuan
Tujuan kebijakan redistributif adalah untuk mencegah ketimpangan yang makin lebar pada masyarakat.

c.    Asumsi yang Dipakai
Asumsi yang dipakai dalam pembuatan kebijakan ini adalah bahwa kompetisi yang terjadi di dalam masyarakat akan menghasilkan pemenang dan pecundang.

d.    Contoh
*        Pajak progresif
*        Mencegah adanya deskriminasi rasial atau gender
*        Program pelatihan kerja untuk orang miskin
*        Program Reformasi agraria


3.         Kebijakan Protektif Regulasi (Protective regulatory)
Kebijakan atau program-program yang bersifat protektif dibuat oleh pemerintah dengan maksud untuk melindungi masyarakat dengan mengatur apa  yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh sektor swasta.
Aktivitas-aktivitas yang dapat merugikan atau membahayakan masyakarat tidak akan diijinkan untuk dijual di pasar oleh sektor swasta. Kondisi yang dipertimbangan sangat diperlukan untuk melindungi kepentingan masyarakat harus diatur oleh pemerintah.
Contoh-contoh kebijakan protektif
*        Ijin peredaran obat
*        Pelabelan halal pada makanan
*        Peraturan tentang pengolahan limbah industri
*        Ijin kelayakan terbang pesawat
*        Pencantuman label merokok membahayakan konsumen
*        Ketentuan tentang upah minimum provinsi/kabupaten
*        Perda Miras


4.         Kebijakan Kompetitif regulasi (Competitive regulatory)
a.    Pengertian
Merupakan kebijakan atau program yang dimaksudkan untuk membatasi siapa-siapa saja yang boleh menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
 
b.    Asumsi yang dipakai
§  Barang dan jasa yang dibutuhkan merupakan barang langka sehingga tidak mungkin mengijinkan semua masuk di dalamnya contoh frekuensi radio.
§  Ada keperluan untuk menstandardisasi jenis barang/jasa demi keselamatan konsumen

c.    Sifat-sifat
§  Distributif karena dengan mengatur kompetisi pemerintah memberikan pangsa pasar yang menguntungkan bagi pihak yang diberi lisensi.
§  Protektif regulatif karena pemerintah menetapkan standart dalam pemberian pelayanan oleh provider kepada masyarakat.

d.    Contoh-contoh kebijakan kompetitif
v  Ijin trayek bus, pesawat udara, kapal
v  Ijin penggunaan frekuensi radio, televisi
v  Ijin pendirian sekolah, perguruan tinggi
v  Ijin pendirian usaha


5.    Kebijakan Regulasi (Regulatory Policy)
.Suatu kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/ pelarangan terhadap perbuatan/tindakan. Contohnya adalah kebijakan tentang larangan memiliki dan menggunakan senjata api.

6.    Kebijakan Substantif
v  Suatu kebijakan dilihat dari substansi masalah yang dihadapi oleh pemerintah. Misalnya : kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi, dan Iain-lain.
v  Adalah kebijakan mengenai apa yang ingin dilakukan oleh pemerintah yang mengalokasikan keuntungan dan kerugian maupun biaya dan manfaatnya langsung kepada masyarakat.
v  Yaitu kebijakan yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. Sebagai contoh  dalam pembuatan suatu kebijakan publik, meskipun ada Instansi/Organisasi Pemerintah yang secara fungsional berwenang membuatnya, misalnya Undang-undang tentang Pendidikan, yang berwenang membuat adalah Departemen Pendidikan Nasional, tetapi dalam pelaksanaan pembuatannya, banyak instansi/organisasi lain yang terlibat, baik instansi/organisasi pemerintah maupun organisasi bukan pemerintah, yaitu antara lain DPR, Departemen Kehakiman, Departemen Tenaga Kerja, Persatuan Guru Indonesia (PGRI), dan Presiden yang mengesyahkan Undang-undang tersebut. Instansi-instansi/ organisasi-organisasi yang terlibat tersebut disebut policy stakeholders.


7.    Kebijakan Prosedural
kebijakan prosedural merupakan kebijakan yang berkaitan dengan bagaimana sesuatu akan dilakukan, atau siapa yang akan diberi kewenangan untuk mengambil tindakan. Contoh kebijakan prosedural adalah undang-undang atau peraturan atau ketetapan yang mengatur mengenai pembentukan suatu badan administratif tertentu serta kewenangan dan proses yang dimilikinya. Misalnya, UU BPJS.


8.    Kebijakan Materi (Material Policy)
Suatu kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/penyediaan sumber-sumber material yang nyata bagi penerimanya. Kebijakan material adalah kebijakan yang memberikan keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran.

9.    Kebijakan Simbolis (Symbolic policies)
Adalah kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran. Contoh: kebijakan pembuatan rumah sederhana.

10. Kebijakan Barang Publik dan Barang Pribadi (Public Goods and Private Goods Policies)
Kebijakan barang publik adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang               barang-barang/pelayanan-pelayanan oleh pemerintah, untuk kepentingan orang banyak. Contohnya kebijakan tentang perlindungan keamanan, penyediaan jalan umum.
Kebijakan barang pribadi adalah suatu kebijakan yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan oleh pihak swasta, untuk kepentingan individu-individu (perorangan) di pasar bebas, dengan imbalan biaya tertentu.
Contoh: kebijakan pengadaan barang-barang/pelayanan untuk keperluan perorangan, misalnya tempat hiburan, hotel, dan Iain-lain.